Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

What's up dude ! Hello ! Let's follow my blog.. Let's enjoy my articles.. Thanks for comin' in follow my blog.. I hope you like it..!

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Laman

Dongeng Si Penjual Kucing


       Ini dongeng tentang seorang yang tamak dan suka meniru tindakan orang lain tanpa perhitungan. Alkisah ada seorang petani yang miskin dan suka bekerja keras. Namanya Abdullah. Tanahnya hanya sepetak padahal ia harus menghidupi istri dan anak-anaknya. Itu tak cukup. Karena itu, ia berencana ke Jawa untuk mengadu nasib. Istrinya setuju dan mendukungnya. Ia berangkat ke Jawa hanya membawa uang 10 gobang ( 1 gobang = 2,5 sen ). Uang itu hanya pas untuk uang ongkos berlayar ke Jawa.
       Di tengah jalan, ia bertemu dengan perempuan yang nampak miskin sedang menggendong anaknya yang tampak pucat kelaparan. Di tangan perempuan itu ada sebuah keranjang dengan isi 3 ekor kucing. Perempuan itu mendatangi Abdullah dan meminta dia untuk membeli kucing-kucingnya. Abdullah berpikir, jika ia tak menolong mungkin saja mereka bisa mati kelaparan. Maka ibalah hatinya. Perempuan itu menawarkan 5 gobang untuk 3 kucing. Namun uang Abdullah sangatlah sedikit sehingga ia menawarkan 3 gobang dan wanita itu menyetujuinya.
       Sesampainya di pelabuhan, Abdullah memilih naik perahu layer yang biayanya lebih murah. Namun ternyata perjalanan harus ditempuh dengan banyak kesulitan karena angin berhembus sangat besar dan kencang. Juru mudi tak mampu mengendalikan perahu itu dan akhirnya perahu itu terombang ambing terbawa oleh laju angina.
       Rupanya angin tak bembawa mereka ke Pulau Jawa tetapi ke arah lain. Sebuah pulau yang belum mereka lihat sebelumnya. Pulau itu bernama Pulau Tikus. Dinamai demikian karena di pulau itu banyak sekali tikus berkeliaran. Semua penduduk sudah berusaha membasminya, tapi tikus-tikus itu tak kunjung habis dan malah seakan bertambah banyak. Padi di lumbung atau di sawah, juga persediaan makanan penduduk, semua disikat habis oleh tikus-tikus itu.
       Melihat keadaan itu, Abdullah jadi teringat pada kucing-kucingnya. Ia lalu menunjukkan dan menerangkan pada penduduk pulau itu bahwa binatang yang dibawanya itu bisa membasmi dan memburu tikus. Penduduk pun lalu membawa Abdullah pada kepala pulau setempat.
 
“Benarkah binatangmu itu dapat membasmi tikus?” tanya kepala pulau “kalau benar aku akan berani beli binatang itu lima dinar per ekor”
“Kalau begitu, lihat saja dulu binatang itu. Kalau tertarik silahkan ambil semuanya. Saya punya 3 ekor” kata Abdullah.
      
       Abdullah lalu mengeluarkan seekor kucing dalam karungnya. Lama tak makan, tentu saja kucing itu merasa sangat lapar. Begitu dilihatnya ada tikus berkeliaran di depan matanya, langsung saja dikejarnya dengan ganas. Setelah tertangkap langsung dicabik-cabik tikus itu. Setelah makan satu ekor, si kucing lari mengejar tikus lainnya dan seterusnya.
       Kepala pulau sangat puas menyaksikan itu. Dan akhirnya Abdullahpun mendapat 15 dinar ( dinar = mata uang emas ). Abdullah girang hatinya. Lalu ia membatalkan niatnya untuk ke pulau Jawa dan akhirnya dia pulang kembali ke Madura.
       Sesampainya di Madura, uang itu dibelikan tanah yang lebih luas dan dia kerjakan sendiri tanah itu. Sampai akhirnya ia menjadi cukup berada. Abdullah tak segan menceritakan keberuntungannya pada siapa saja yang bertanya padanya. Rupanya ada 3 orang penduduk desa yang ingin mengadu nasib. Mereka bermaksud mengikuti jejak seperti Abdullah. Mereka sudah berketetapan hati untuk menjual kucing-kucing ke pulau tikus. Seluruh hartanya mereka jual dan dibelikannya kucing-kucing yang banyak. Setelah siap, mereka menyewa perahu ke pulau tikus itu.
       Namun ternyata sekarang tikus-tikus di pulau itu sudah musnah. Setelah 3 ekor kucing Abdullah itu memakan tikus-tikus di pulau itu, mereka kenyang dan bertambah besar, lalu beranak pinak. Keturunannya juga memakan tikus-tikus lain yang masih tersisa. Sampai akhirnya tikus-tikus di sana habis semuanya.
       Mereka kecewa dan sedih hatinya. Semua usaha yang dilakukannya selama ini ternyata tak ada gunanya sama sekali. Mereka lalu pulang kembali ke Madura dengan perasaan malu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar